sekitar
sebulan lalu, sebuah Cafe milik Gibran (anak Jokowi) membuat gaduh oleh
sebab (katanya) memasang simbol "'Illuminati' yang membuat beberapa
elemen Islam meradang karena meyakini hiasan dinding Cafe tersebut
sebagai simbol Dajjal.
Secara historis, illuminati adalah nama
dari sebuah komunitas yang didirikan pada tahun 1776 dengan tujuan
menjadi science counter balance (penyeimbang
ilmu sains) dari kekuasaan dewan gereja yang saat itu dianggap terlalu
menguasai setiap sendi kehidupan. Secara folklore (dongeng rakyat),
illuminati diyakini telah menjelma menjadi sebuah secret society (sekte
rahasia) yang anggotanya berisikan tokoh-tokoh berpengaruh dunia, dari
konglomerat super kaya seperti Rockefeller, Rothschild, sampai presiden
& perdana menteri negara-negara superpower, yang diyakini
bersekongkol dalam global domination (upaya menguasai dunia).
Dari perspektif reliji, baik Kristen maupun Islam memiliki kesamaan
pandangan terhadap illuminati sebagai kekuatan kegelapan akhir jaman,
'The Anti Christ' (dalam versi Nasrani), dan kedatangan 'Dajjal' dalam
versi Islam. Berdasarkan Nubuat-nubuat yang ada, Dajjal diyakini bermata
satu (seperti monster Cyclop mitologi Yunani), merujuk ke simbol 'The
All Seeing Eye' (piramid bermata satu) yang ada pada setiap lembar uang
Dollar Amerika, dan diyakini sebagai simbol sekte pemuja setan
illuminati.
Apabila merujuk kepada keyakinan bahwa MATA SATU
adalah simbol illuminati, maka ARAB SAUDI adalah negara yang paling
banyak menggunakan simbol Dajjal tersebut. Dari logo polisi, militer,
askar haji, institusi pendidikan sampai monumen yang dibangun di
sudut-sudut kota. Sebuah fakta yang elemen Islam intoleran tanah air
seperti "pura-pura bego" (pura-pura tidak tahu) ketika mereka memprotes
keras hiasan dinding di Cafe milik Gibran, atau yang Ustad biasa sebut
dengan "Standar Janda Onta Bahlul".
Post a Comment
Post a Comment